Indonesia merupakan negara yang sangat besar dan sangat luas. Memiliki rakyat yang banyak dan beraneka ragam dari berbagai macam suku dan adat, mulai dari yang sudah berada di lingkungan perkotaan hingga yang masih berada di pedalaman nan jauh disana. Namun, didalam pendidikan, seluruh rakyat baik yang kuat, lemah, kaya, miskin, tinggal diperkotaan, tinggal di pedalaman, ataupun perbedaan apapun, seluruh rakyat Indonesia membutuhkan pendidikan yang layak yang harus diemban oleh para anak-anak bangsa.
Namun, apa jadinya jika ternyata di dunia pendidikan masih saja ada ketakutan yang menjadikan para pelajar, khususnya pelajar perempuan menjadi ketakutan karena hal tersebut? Lantas, sebenarnya apa saja yang membuat ketakutan para pelajar khususnya pelajar perempuan?
Setiap tanggal 8 Maret seluruh dunia akan memperingat hari perempuan sedunia. Tak terkecuali dengan Indonesia. Seluruh perempuan di Indonesia akan mengabadikan moment pada hari ini dimanapun ia berada termasuk di sosial media mereka.
Berbicara tentang hari perempuan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan berkata, bahwa masih ada 3 dosa besar yang menghantui dan menjadi ketakutan yang besar bagi setiap perempuan khususnya di dunia pendidikan Indonesia. Ketiga hal tersebut ialah :
- Intoleransi
- Kekerasan seksual
- Perundungan
Dia menjelaskan peraturan menteri untuk perguruan tinggi dan mekanisme tersebut, dirancang dengan penuh kehati-hatian dan pertimbangan agar pelaksanaannya nanti dapat berjalan secara tepat dan sesuai dengan harapan.
“Kami hanya akan menjadi satu ombak kecil di tengah upaya menciptakan lingkungan yang mendukung bagi perempuan,” imbuhnya.
Namun, seluruh upaya yang akan dilakukan oleh pemerintah tidak akan terwujud jika tanpa adanya dukungan yang kuat dari masyarakat dan lingkunga sekitar. Oleh sebab itu, Mendikbud juga menghimbau kepada seluruh komponen masyarakat Indonesia untuk ikut andil dalam pencegahan dan pemberatasan tindakan yang tidak baik seperti ini.
Hanya dengan kesadaran dan kemauan semua lapisan masyarakat untuk bersama-sama menebus dosa, katanya, dapat pemantik gelombang. Lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung perempuan mulai dari rumah, sekolah, perguruan tinggi, sampai tempat kerja, akan mendorong kemunculan lebih banyak perempuan pemimpin pada masa depan dengan kecerdasan dan karakter unggul.
Ia mengatakan bahwa momentum Hari Perempuan Internasional itu menjadi pengingat bagi semua bahwa perjuangan menuju kesetaraan gender masih panjang dan membutuhkan gotong-royong semua golongan untuk mewujudkannya. “Mari terus pertahankan semangat hari perempuan yang telah hidup selama lebih dari satu abad ini untuk Indonesia setara bersama,” kata Nadiem.
Komentar
Posting Komentar